Wisata Damai di Lima Kota Indah Jepang

Wisata Damai di Lima Kota Indah Jepang

JAKARTA - Bicara tentang pariwisata Jepang, kebanyakan orang langsung membayangkan Tokyo yang modern, Kyoto yang penuh kuil, atau Osaka yang semarak. Padahal, di balik ketenaran kota-kota besar tersebut, masih ada banyak destinasi lain yang menyuguhkan pesona berbeda, lebih tenang, dan sarat nuansa autentik. Beberapa kota kecil di Jepang justru menawarkan pengalaman mendalam, jauh dari hiruk pikuk keramaian turis internasional.

Keindahan kota-kota ini tetap terjaga karena belum banyak tersentuh promosi wisata besar-besaran. Infrastruktur transportasi sudah tersedia dengan baik, namun suasana yang ditawarkan lebih intim, personal, dan lekat dengan keseharian masyarakat lokal. Bagi pelancong yang ingin melihat sisi Jepang yang lebih jujur dan tidak terburu-buru, kota-kota ini bisa menjadi alternatif berharga.

Berikut lima kota di Jepang yang jarang dikunjungi wisatawan, meski menyimpan keindahan dan potensi wisata yang tak kalah dengan destinasi populer.

Baca Juga

15 Tempat Wisata di Sukabumi 2025 Terbaik yang Indah Untuk Dikunjungi

1. Kanazawa Memadukan Tradisi dan Modernitas

Kanazawa di Prefektur Ishikawa dikenal sebagai kota yang menjaga kekayaan budaya sekaligus menampilkan wajah modern. Di sini, wisatawan dapat menyusuri distrik Geisha Higashi Chaya yang tenang, menjelajahi taman Kenrokuen yang dianggap salah satu taman terindah di Jepang, hingga menemukan museum seni kontemporer yang tersembunyi di balik jalanan rapi.

Sejak era Edo, Kanazawa berkembang sebagai pusat budaya. Meski nuansanya mirip dengan Kyoto, kota ini tidak mengalami lonjakan wisatawan serupa. Keunikan Kanazawa terletak pada kemampuannya menjaga keseimbangan: arsitektur tradisional berdampingan dengan fasilitas modern seperti Stasiun Kanazawa yang futuristik.

Ditambah lagi, kuliner lokal berupa seafood segar dari Laut Jepang menambah daya tarik yang jarang tersorot. Walau hanya butuh 2,5 jam perjalanan kereta cepat dari Tokyo, Kanazawa tetap mempertahankan identitasnya sebagai kota tenang dan autentik.

2. Kurashiki Menyimpan Jejak Jepang Kuno

Kurashiki, kota kecil di Prefektur Okayama, menghadirkan pemandangan kanal bersejarah yang dikelilingi bangunan era Edo. Walau menawarkan suasana fotogenik, kota ini belum sering masuk daftar utama destinasi wisata Jepang. Banyak pelancong hanya melewatinya dalam perjalanan antara Osaka dan Hiroshima.

Bikan Historical Quarter menjadi daya tarik utama, dengan bangunan putih berdinding plester dan atap genteng hitam yang terjaga rapi. Museum seni Ohara bahkan menyimpan koleksi lukisan klasik Eropa yang mengejutkan untuk ukuran kota kecil.

Aktivitas berperahu di kanal atau berjalan di jalanan batu menghadirkan suasana masa lalu Jepang yang orisinal, jauh dari keramaian wisata massal. Kurashiki mengajak pengunjung untuk sejenak beristirahat dari hiruk pikuk kota besar.

3. Takayama Menawarkan Keheningan Pegunungan

Terletak di Prefektur Gifu dan dikelilingi Pegunungan Hida, Takayama memberikan suasana pedesaan Jepang yang sejuk dan tulus. Walaupun keindahannya sudah beberapa kali diliput, kunjungan wisatawan asing ke kota ini tetap relatif rendah.

Posisinya yang agak jauh dari jalur utama Shinkansen membuat Takayama tidak sering masuk agenda turis internasional. Padahal, distrik bersejarah Sanmachi Suji dengan rumah kayu tua, kedai sake, dan toko kerajinan tradisional mampu menghadirkan pengalaman mendalam.

Festival Takayama yang digelar dua kali setahun dikenal sebagai salah satu yang paling megah di Jepang. Bagi yang ingin berjalan kaki tanpa tergesa, menikmati udara pegunungan, serta menyelami budaya lokal, Takayama adalah destinasi yang ideal.

4. Hagi, Arsip Sejarah Samurai

Hagi di Prefektur Yamaguchi dulunya merupakan kota kastel dan pusat kekuasaan klan Mori. Kini, kota pelabuhan kecil ini masih menyimpan sisa-sisa tembok batu dan jalan setapak dari zaman samurai. Sayangnya, potensi sejarah ini belum banyak terangkat dalam promosi pariwisata nasional.

Di Hagi, wisatawan bisa menjelajahi rumah samurai, reruntuhan kastel Hagi, serta pelabuhan tua yang menjadi saksi awal modernisasi Jepang. Selain itu, kota ini juga dikenal sebagai pusat kerajinan tembikar Hagi-yaki bernilai tinggi.

Suasana Hagi tetap tenang karena pengunjung umumnya adalah pencinta sejarah atau peneliti budaya, bukan turis kasual. Dengan demikian, atmosfer historis kota ini terjaga apa adanya.

5. Otaru, Romantis dan Tenang di Hokkaido

Otaru di Hokkaido terkenal dengan kanal cantik dan bangunan bergaya Barat peninggalan masa kolonial. Namun, ketenarannya sering tertutup oleh Sapporo yang lebih populer. Padahal, akses ke Otaru sangat mudah, hanya dengan kereta lokal singkat dari Sapporo.

Saat musim dingin, kota ini berubah menjadi lanskap romantis dengan salju yang menutupi jalan dan lampu gas yang menyala di sepanjang kanal. Otaru juga dikenal dengan toko kaca ikonik, pasar ikan segar Sankaku, serta museum kota yang menyimpan artefak sejarah pelayaran.

Kota ini menghadirkan suasana emosional dan tenang, menjadikannya tempat singgah sempurna bagi wisatawan yang ingin menikmati sisi Hokkaido yang berbeda tanpa harus bersaing dengan keramaian turis.

Menjelajahi Jepang tidak selalu harus dimulai dari Tokyo, Osaka, atau Kyoto. Lima kota ini menunjukkan bahwa keindahan dan keunikan bisa ditemukan di tempat yang lebih sepi, namun tidak kalah memikat. Kanazawa dengan harmoni tradisi-modernitas, Kurashiki dengan kanal kuno, Takayama dengan pegunungan sunyi, Hagi dengan jejak samurai, dan Otaru dengan nuansa romantis, semuanya menghadirkan pengalaman yang lebih personal dan berkesan.

Dengan memilih destinasi yang jarang dikunjungi, perjalanan ke Jepang bisa menjadi lebih tenang, otentik, dan mendalam. Bukan hanya sekadar melihat keramaian, tetapi benar-benar merasakan kehidupan lokal yang masih terjaga.