
JAKARTA - Perjalanan kereta api jarak jauh (KAJJ) di wilayah Jakarta dan sekitarnya kembali mengalami penyesuaian pola operasi. PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 1 Jakarta memutuskan untuk memperpanjang masa rekayasa perjalanan hingga 5 September 2025. Kebijakan ini terutama dilakukan dengan memberhentikan kereta api keberangkatan dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen di Stasiun Jatinegara.
Perpanjangan rekayasa tersebut sebelumnya direncanakan berakhir pada 2 September, namun kini diperluas tiga hari lagi. Menurut pihak KAI, langkah ini diambil untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan kereta api, sekaligus menjaga kelancaran operasional transportasi publik yang vital bagi mobilitas warga.
Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, menjelaskan bahwa rekayasa operasi ini bertujuan agar penumpang memiliki alternatif titik keberangkatan. “Dengan begitu, masyarakat memiliki pilihan titik keberangkatan yang lebih dekat dan strategis, terutama bagi yang berasal dari arah timur Jakarta. Hal ini untuk menjaga kenyamanan pelanggan dan kelancaran operasional KA,” katanya.
Baca Juga15 Tempat Wisata di Sukabumi 2025 Terbaik yang Indah Untuk Dikunjungi
Ixfan menambahkan, meski dilakukan rekayasa, seluruh kereta api yang berangkat dari Stasiun Gambir maupun Stasiun Pasar Senen tetap beroperasi sesuai jadwal. Penyesuaian hanya berupa tambahan pemberhentian di Stasiun Jatinegara.
Daftar KA yang Berhenti di Jatinegara
Pada periode 1–5 September 2025, sejumlah KAJJ dari Gambir dan Pasar Senen dijadwalkan berhenti di Jatinegara. Di antaranya KA 6 Argo Semeru, KA 132 Parahyangan, KA 46 Taksaka, KA 2 Argo Bromo Anggrek, serta KA 16 Argo Dwipangga.
Berikutnya juga terdapat KA 118 Gunungjati, KA 40 Sembrani, KA 62 Manahan, KA 122 Cakrabuana, KA 44 Taksaka, KA 38 Brawijaya, KA 8 Bima, dan KA 36 Gajayana. Tidak hanya itu, KA 124 Cakrabuana, KA 42 Sembrani, KA 32 Pandalungan, KA 4 Argo Bromo Anggrek, KA 14 Argo Lawu, KA 54 Purwojaya, KA 48 Taksaka, KA 120 Gunungjati, serta KA 64 Manahan juga masuk dalam daftar pemberhentian di Jatinegara.
Selain itu, pada periode yang sama terdapat pula KA 30F Argo Anjasmoro, KA 110 Fajar Utama Yk, KA 272 Airlangga, KA 284 Serayu, dan KA 204 Tegal Bahari. Disusul KA 90 Gayabaru Malam Selatan, KA 270 Matarmaja, KA 112 Sawunggalih, KA 152 Brantas, serta KA 300 Cikuray.
Tidak ketinggalan KA 246 Majapahit, KA 260 Tawang Jaya, KA 108 Senja Utama Yk, KA 288 Serayu, KA 116 Sawunggalih, KA 144 Madiun Jaya, KA 164 Gumarang, KA 150 Singasari, hingga KA 180 Tawangjaya Premium. Pada tanggal 4 dan 5 September 2025, KA 50F Purwojaya, KA 7006 Batavia, serta KA 58F Purwojaya juga akan menambah daftar perjalanan yang berhenti di Jatinegara.
KA Kedatangan Ikut Terdampak
Tidak hanya keberangkatan, kereta api yang datang ke Jakarta juga terkena rekayasa. Pada 3–5 September 2025, KA kedatangan dari Gambir dan Pasar Senen akan berhenti di Jatinegara. Misalnya KA 45 Taksaka, KA 15 Argo Dwipangga, KA 3 Argo Bromo Anggrek, KA 43 Taksaka, serta KA 13 Argo Lawu.
Kemudian KA 1 Argo Bromo Anggrek, KA 123 Cakrabuana, KA 47 Taksaka, KA 163 Gumarang, KA 179 Tawang Jaya Premium, dan KA 203 Tegal Bahari. Sedangkan pada 4 dan 5 September 2025, KA 53F Purwojaya dan KA 141F Parahyangan Fakultatif juga akan berhenti di Stasiun Jatinegara.
Antisipasi bagi Penumpang
KAI Daop 1 Jakarta mengimbau seluruh penumpang untuk menyesuaikan waktu keberangkatan agar tidak terlambat. Mengingat adanya rekayasa, calon penumpang disarankan memperhitungkan waktu tempuh menuju stasiun serta memperhatikan pengumuman terbaru dari KAI.
“Pelanggan diharapkan menyiapkan waktu tempuh yang cukup sebagai antisipasi adanya pola rekayasa lalu-lintas,” terang Ixfan.
Langkah rekayasa perjalanan ini juga diharapkan dapat mendistribusikan arus penumpang lebih merata. Dengan adanya pemberhentian di Jatinegara, penumpang dari kawasan timur Jakarta maupun sekitarnya tidak perlu lagi menempuh perjalanan lebih jauh menuju Gambir atau Pasar Senen.
Dampak Positif Rekayasa
Meski sementara, kebijakan ini dinilai membawa sejumlah manfaat. Pertama, kemudahan akses bagi masyarakat yang tinggal lebih dekat ke Jatinegara. Kedua, potensi pengurangan kepadatan di Stasiun Gambir dan Pasar Senen. Ketiga, peningkatan kenyamanan karena penumpang memiliki pilihan yang lebih variatif.
Rekayasa operasi KAJJ bukanlah hal baru. Dalam beberapa kesempatan, KAI kerap menyesuaikan pola operasi untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan penumpang, sekaligus menyesuaikan dengan kondisi lapangan.
Dengan diperpanjangnya masa rekayasa hingga 5 September 2025, KAI berharap masyarakat tetap mendapatkan pelayanan yang optimal. Sejalan dengan itu, perusahaan juga terus memantau pelaksanaan rekayasa agar berjalan lancar dan tidak menimbulkan hambatan berarti.
Ke depan, pola rekayasa semacam ini bisa menjadi referensi dalam pengelolaan transportasi berbasis kereta api, terutama di wilayah perkotaan padat seperti Jakarta. Fleksibilitas operasi dinilai penting agar layanan transportasi publik tetap adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.
Kebijakan rekayasa perjalanan kereta api jarak jauh yang diperpanjang ini menjadi bukti komitmen KAI dalam memberikan pelayanan yang mengutamakan kepentingan penumpang. Dengan akses yang lebih luas dan fleksibel, diharapkan perjalanan masyarakat tetap nyaman, aman, dan tepat waktu.

Sindi
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
17 Makanan Khas Perancis yang Wajib Kamu Tahu, Ada yang Sudah Kamu Coba?
- Sabtu, 06 September 2025
15 Tempat Wisata di Sukabumi 2025 Terbaik yang Indah Untuk Dikunjungi
- Sabtu, 06 September 2025
Terpopuler
1.
Mengenal 11 Makanan Khas Bekasi yang Kaya Rasa dan Cerita
- 06 September 2025
2.
10 Ide Menarik Memilih Kado Penikahan Untuk Sahabat
- 06 September 2025
3.
Inilah 20 Aplikasi Wajib Di Laptop Untuk Mendukung Performa Laptop
- 06 September 2025
4.
10 Game Penghasil Saldo Dana yang Perlu Kamu Tahu
- 06 September 2025
5.
15 Rekomendasi Kuliner Semarang yang Enak dan Legendaris
- 06 September 2025